Keengganan Negara-negara North atas Pembagian Beban dalam Tata Kelola Pengungsi Global: Kasus Pengungsi Timur Tengah
Abstract
Tercatat hingga tahun 2016, di dunia terdapat 65,6 juta orang terlantar. Jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya hingga 2018. Kawasan Timur Tengah selalu menjadi penyumbang pengungsi terbesar. Pengungsi-pengungsi ini berkelompok dan mencari perlindungan ke negara-negara north, yakni pihak yang dirasa 'menjanjikan'. Para pengungsi banyak menuju Eropa, Amerika Serikat, dan Negara-negara Teluk Arab, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar. Namun, yang terlihat justru penolakan dari negara-negara north. Keengganan tersebut lalu mendatangkan gelombang besar pengungsi ke Yordania, Lebanon, dan Turki yang kemudian menjadi tiga negara penerima pengungsi terbesar. Tidak hanya terkait penerimaan, keengganan north juga ditunjukkan dalam donasinya yang cenderung rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan fasilitas para pengungsi. Seiring dengan kompleksitas permasalahan pengungsi ini, muncul berbagai dampak negatif, baik bagi stabilitas tiga negara penerima terbesar, tatanan global, maupun bagi para pengungsi itu sendiri.
Â
Kata Kunci: pengungsi, krisis, Timur Tengah, Yordania, Turki, Lebanon, keengganan, pembagian beban, negara north
Downloads
License
IJIR is fully open access. All articles are immediately and freely available upon publication and licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0).
Authors retain copyright. By submitting, authors grant IJIR:
- Right of first publication
- Right to distribute the work under CC BY-SA 4.0
Under this license, others may share, adapt, and use the work, even for commercial purposes, provided proper attribution is given and derivative works use the same license.